Jumat, 22 Mei 2009

de winst


satu lagi buku yang bisa diselesaikan oleh orang yang biasanya paling males mbaca ini, judulnya de winst. pertama kali ngeliat bukunya pas aku dateng ke pameran buku, trus beli dah setelah baca ringkasannya. habis itu ni buku terpendam lama di lemari, untungnya lum lecek jadi waktu sekarang aku menemukan semangat buat mbaca, bukunya bisa tamat.

rangga puruhita, seorang priyayi yang baru lulus dari universitas leiden di belanda, balik ke indonesia. setelah delapan taun di belanda sana, rangga melihat ternyata di indonesia banyak sekali kemiskinan. awalnya dia emang nggak bisa berbuat apa-apa karena dia cuman seorang fresh graduate, sampe dia diterima bekerja di sebuah pabrik gula bernama de winst.

bapaknya rangga yang masih keturunan keraton dan kaya raya punya saham lumayan banyak di de winst, makanya banyak orang yang segan sama rangga. akan tetapi, sebagai tokoh protagonis di novel ini, rangga terusik untuk bisa melakukan sesuatu buat rakyat, terutama ketika banyak pekerja yang menuntut kenaikan sewa tanah sebesar 10 kali lipat. di satu sisi emang oke rakyat udah bisa protes untuk kebaikan mereka ngelawan penjajahan belanda, tapi di sisi lain dia bingung juga karena perusahaan tempat dia kerja sendiri diancam begitu.

gak hanya masalah buruh dan pergerakan nasional, rangga juga dihadapkan sama masalah percintaan dan cari jodohnya. dia udah dijodohin sejak kecil sama sekar prembayun, tapi ternyata dalam perjalanan pulang rangga ketemu sama everdine kareen spinoza, noni belanda yang pinter. trus mau nikah sama yang mana dong? belum lagi ada tokoh2 lain yang meramaikan kisah cinta rangga, seperti kresna dan pratiwi.

menurut aku, secara keseluruhan buku ini sih oke. bacanya jadi inget baca buku sejarah jaman kita SD dulu. sayangnya aku kurang sreg tuh sama bumbu percintaannya, soalnya cinta2 cuma di antara mereka berdua. rangga naksir everdine, sekar pacaran sama kresna, pratiwi naksir kresna, sekar naksir jatmiko, rangga malah naksir sekar di akhir2. lho? dhueng.

kalo nggak terlalu terpaku sama cinta2annya dan lebih difokuskan ke masalah sosial politik jaman penjajahan dulu sih oke2 aja. cuman itu lho, kok kayaknya kisah cintanya muter2. anyway thanks buat mbak afifah afra yang udah nulis buku bagus kayak gini.



images credit to this site.


0 comments: