Selasa, 07 Juli 2009

garuda di dadaku




jarang ada film yang seger kayak gini, apalagi film indonesia. kalo di hollywood mungkin ada film yang judulnya goal, yang menceritakan perjuangan karir seorang pesepakbola di tingkat klub sampai masuk real madrid, garuda di dadaku menceritakan perjuangan bayu yang berusaha lolos seleksi timnas U-13 indonesia.

bayu, yang baru ulang tahun ke-12, nggak pernah diizinin main bola sama kakeknya. almarhum papanya bayu juga dulu bercita2 jadi pemain bola, tapi karena cedera akhirnya dia nggak pernah sukses. karena itu kakek bayu menganggap kalo jadi pemain bola itu adalah impian yang enggak mutu. sehari2nya bayu disibukkan dengan les2 musik, lukis, bahasa inggris, dan matematika suruhan kakeknya. padahal, dia berusaha sembunyi2 main bola juga.

suatu hari, ketika nonton sebuah pertandingan final di stadion, bayu dan heri temennya didatengin sama pelatih sekolah sepakbola. ternyata pak johan, pelatih bola ini, bukan dari SSB sembarangan, melainkan dari SSI Arsenal. bayu yang dapet tawaran untuk jadi murid SSI Arsenal tentu aja seneng banget, tapi dia tahu pasti kakeknya nggak setuju. padahal, untuk ikut seleksi timnas U-13, dia harus masuk ke SSB dulu. semua cara mereka lakukan buat lolos, termasuk cara yang paling ekstrim adalah latihan di kuburan karena nggak punya lapangan. di sini mereka ketemu sama zahra, temen baru yang misterius.

dengan bantuan heri, temen bayu yang duduk di kursi roda tapi pinter ngatur taktik bola minta ampun, bayu akhirnya lolos seleksi beasiswa untuk masuk SSI Arsenal. beberapa waktu kemudian, bayu juga terpilih jadi tiga orang yang mewakili SSI Arsenal untuk maju ke seleksi timnas. sayang, bayu keburu ketahuan sama kakeknya. kakek bayu yang kaget berat ngeliat bayu main bola pun langsung jantungan di lapangan dan masuk rumah sakit. bayu jadinya nggak mau main bola lagi, padahal udah tinggal sebentar lagi seleksi dilaksanakan.

heri berusaha mati2an bujuk sahabatnya itu biar mau main bola lagi, tapi ujung2nya mereka malah berantem. ternyata bayu udah merasa berdosa banget karena dia bikin kakeknya jantungan begitu. akhirnya, tentu aja kakek bayu mengizinkan bayu buat ikut seleksi timnas, dan tentu aja dia terpilih masuk timnas. zahra yang putus sekolah juga akhirnya bisa sekolah lagi, ditambah les lukis. di akhir film, diceritakan bahwa bayu jadi kapten timnas indonesia U-13 di pertandingan melawan jepang.

nonton film ini rasanya seger kayak makan es krim atau es krim rujak siang2. seingetku lum pernah ada film indonesia yang menceritakan tentang sepakbola ya, tul gak? emang ni film ringan sih, cocok buat liburan, tapi mengingatkan aku lagi tentang satu hal mendasar, yaitu: aku nggak pernah bisa meninggalkan bola sejauh apapun ricardo pergi dari ac milan. football is in my blood. hehehe, gayanya macam michael owen aja. oh iya, satu lagi. ternyata aku juga merindukan yoann, so much. wehehehhe. jadi semangat nih lanjutin fanfic-nya yoann.

emil (yang jadi bayu) memang bukan kuno becker (yang main goal), tapi garuda di dadaku keren banget. bravo buat semuanya.

0 comments: